“I LOVE YOU MOM AND DAD”
Kutulis kisah dan perjalanan hidupku yang tak seindah perjalanan hidup kebanyakan orang. Diruku dilahirkan dari sebuah keluarga yang tak mampu kuungkapkan dan kugambarkan, sebuah keluarga yang sangat jauh terperosok didalam kemiskinan. Sebuah keluarga yang membuatku harus dapat hidup dengan sesuap nasi yang didapatkan dari mencari sampah yang menurut kebanyakan orang tidak bergua dan menjijihkan, namun bagi keluargaku itulah sesuap nasi yang akan mengenyangkan kami setiap hari.
Mungkin aku bukannlah siapa-siapa, tapi aku selalu berharap dan memohon didalam setiap doaku agar aku dapat menjadi seseorang yang dapat mengangkat derajat kedua orang tuaku dari seorang pemulung menjadi seorang yang berwibawa dihadapan orang lain, membahagiakan mereka seperti mereka membesarkanku dan merawatku dari aku masih dalam kandungan ibuku, hingga aku menjadi sekarang.
Ayah dan ibuku adalah surga terbesar yang hadir dalam hidupku dari sejak aku melihat dunia ini hingga sekarang. Mereka merupakan kekuatan dan penerang disaat gelap menjelang, disaat rintik hujan membasahi, dan disaat ku jatuh dan tak punya kemampuan untuk bangkit kembali.
Diriku kini menjadi seorang yang dapat dikatakan berhasil dan dapat mengangkat derajat kedua orang tuaku. Aku melangkah dengan penuh harap dapat menjadi seseorang yang lebih dengan berbekal uang yang tak mungkin dapat membuatku hidup selama satu bulan dan selembar kertas beasiswa yang kudapat dari pemerintah, aku pergi untuk melanjutkan pendidikanku kesebuah universitas ternama yang merupakan universitas yang dihuni oleh orang-orang gedongan yang tak mampu untuk kusaingi. Namun, tekad dan doa serta restu kedua orang tuaku membuatku berani untuk menginjakkan kakiku di universitas tersebut. Sebab dengan tekat untuk bisa meraih apa yang kuinginkan aku pasti dapatmeraih gelar S.Pd.
Dengan ketekunanku dan kesaparan serta doa dan dukungan dari kedua orang tuaku, aku dapat meneylesaikan studiku dengan baik. Predikat yang kudapatkan terbilang baik dan memuaskan, membuatku tidak merasa terasingikan oleh teman-temanku.
Aku memiliki sahabat yang selalu menemani dan membantu kesusahanku, dan selalu menjadi penguat bila diriku dibuli, di cemohkan karena aku hanya seorang mahasiswa yang dilahirkan dari keluarga seorang pemulung, yang menurut mereka tidak punya tempat dikampus tersebut. Mereka sering mengatakan bahwa aku hanyalah orang yang sepantasnya menjadi babu mereka, bukan teman kuliah mereka. Miris sekali jika kuingat kata-kata itu. Ingin rasanya ku pergi jauh dan meninggalkan studiku saat itu juga. Namun, aku masih punya sahabat yang lebih menilai seseorang bukan dari status sosialnya, melainkan dari sisi kemanusiaan yang lahir dari dalam hatinya. Menutut mereka siapa saja dapat mengemban bangku pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi, sebab kita makan makanan yang sama-sama terbuat dari padi, sayur dan hewan serta terlebih lagi kita manusia dimata Allah adalah sama. Sungguh kata yang bijak dan selalu membuatku termotivasi untu terus belajar dan mencoba menghilangkan persepsi mereka mengenai hal status sosial seseorang.
Karena tekadku, kini diriku menjadi seorang sarjana, yang memiliki gelar S.Pd jurusan Pendidikan Kimia. Gelar yang membuat kedua orang tuaku bangga, membuat mereka meneteskan air matanya disaat toga terpasang dikepalaku, disaat dosen membacakan bahwa diriku merupakan mahasiswa terbaik yang tak pernah malu dengan statusnya. Diriku bangga dengan apa yang kudapatkan, sebab apa yang kudapatkan tersebut semuanya berasal dari tekat, usaha dan doa yang tiada henti kulantunkan serta restu mereka kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan banggakan.
Dengan peredikat dan kemampuanku yang menunjang segala sesuatunya dan melewati serangkaian tes, kini aku menjadi seorang guru disalah satu skola swasta ternama di sini. Betapa bangganya kedua orang tuaku melihatku menjadi seorang yang berhasil.
Aku berjanji untuk terus membanggakan kedua orang tuaku hingga kelah dihari tua nanti.
“I Love You Forever Mom and Dad”
By: Nurul Hidayah ‘12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar